Salut, kerajinan kulit Ikan Pari Rembang Tembus Jerman
Untuk memuaskan kebutuhannya, begitu banyak yang bisa terpenuhi. Meski sebenarnya tetap kewalahan. “Tenaga kerja kami masih sedikit
minimal. Namun, jika bahan bakunya sebenarnya berlimpah. Selain Rembang sendiri, kadang-kadang kita ambil dari Lamongan dan Tuban,
“Jelasnya. Kulit, oleh Maftuhah diproduksi menjadi beragam seperti totes, tas, ikat pinggang, gantungan kunci, dan bahkan sepatu. Suaminya
dan ia mengoperasikan kreasi di Desa Turus Gede RT 1 RW 1, Rembang, Kabupaten Rembang. Perusahaan yang dibudidayakan sejak tiga
tahun bukan hanya pelanggan penasaran dari dalam negeri, tetapi hari ini manufakturnya telah merambah ke pasar luar negeri.
“Ketika untuk lingkungan, kadang-kadang dianggap mahal. Tapi, bagi mereka yang tahu lebih banyak tentang kaliber dan bahan baku
diproduksi murah. Biasanya bos perahu atau nelayan, yang kadang-kadang mengambil partai besar, “katanya.” Tuntutan dari
Malaysia, Singapura, Cina dan Jerman, beberapa sudah ada. Karena, untuk kerajinan epidermis Stingray benar-benar probabilitas
bersaing di luar negeri masih cukup besar, “ia menyarankan MuriaNewsCom. Bersama dengan luar negeri, ada pangsa pasar yang sangat menjanjikan
dari dalam negeri. Permintaan dari berbagai daerah di Indonesia, katanya banyak. Seperti di Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan
Bali. Dirinya menyatakan, keunggulan kerajinan kulit pari Stingray, salah satunya unik, mewah, memiliki daya tahan dan abadi
elegan atau diperpanjang. Tetapi diakui, bagi pelanggan dari Rembang, tidak banyak. Seperti, orang-orang berpikir tentang penciptaan itu
cukup mahal untuk ukuran lingkungan, itu menurutnya cukup alami.Baca juga: harga piala